Jumat, 05 April 2013

PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Sebagai makhluk sosial, setiap manusia setiap harinya berinteraksi dengan manusia lainnya. Dalam interaksi tersebut memungkinkan manusia menyampaikan aspirasi dan tidak dipungkiri dapat menciptakan gagasan atau tujuan yang sama dengan manusia lain. Interaksi dan tujuan yang sama ini akan terus berkembang dengan teratur sehingga membentuk wadah yang disebut dengan organisasi. Interaksi atau hubungan antar individu-individu dan kelompok dalam setiap organisasi akan memunculkan harapan-harapan. Harapan ini kemudian akan menimbulkan peranan-peranan tertentu yang harus diemban oleh masing-masing individu untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi/kelompok. Sebuah organisasi memang dibentuk sebagai wadah yang didalamnya berkumpul sejumlah orang yang menjalankan serangkaian aktivitas tertentu secara teratur guna tercapainya tujuan yang telah disepakati bersama. Dalam organisasi tidak lepas dari yang namanya komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian internal dari organisasi. Komunikasi ibarat sistem yang menghubungkan antar orang, antar bagian dalam organisasi. Efektivitas organisasi terletak pada efektivitas komunikasi, sebab komunikasi itu penting untuk menghasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan penerima informasi pada semua anggota dan pemimpin dalam organisasi. Selain itu komunikasi juga berperan untuk membangun organisasi yang pada akhirnya dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas organisasi. A. Pengertian Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual. Komunikasi dalam organisasi adalah juga dapat diartikan sebagai komunikasi di suatu organisasi yang dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Effendy,1989: 214). Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para karyawan tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada di bawah standar (Robbins, 2002). B. Hubungan Ilmu Komunikasi dengan Organisasi Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilakukan. C. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut: a. Fungsi informatif Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya. b. Fungsi regulatif Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau instruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan. c. Fungsi persuasif Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya. d. Fungsi integratif Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi. D. Proses Komunikasi dalam Organisasi Terdapat 2 proses komunikasi dalam organisasi, yaitu proses komunikasi internal dan proses komunikasi eksternal. a. Komunikasi Internal Merupakan pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan (operasi dan manajemen). Adapun Empat Dimensi Komunikasi dalam organisasi, yaitu : • Downward communication Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah: - Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction) - Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale) - Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices) - Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik. • Upward communication Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah: - Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan - Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan - Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan - Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir kecil manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah. Sharma (1979) mengemukakan 4 alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat amat sulit: - Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka - Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami pegawai - Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai - Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai • Horizontal communication Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah: - Memperbaiki koordinasi tugas - Upaya pemecahan masalah - Saling berbagi informasi - Upaya pemecahan konflik - Membina hubungan melalui kegiatan bersama • Interline communication Yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas-saluran. b. Komunikasi Eksternal Adalah komunikasi antara pimpinan organisasi (perusahaan) dengan khalayak audience di luar organisasi. Contoh dari komunikasi eksternal, yaitu : - Komunikasi dari organisasi kepada khalayak yang bersifat informatif. Contohnya adalah Majalah, Press release/media release, Artikel surat kabar atau majalah, Pidato, Brosur, Poster, Konferensi pers, dll. - Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. E. Gaya Komunikasi Gaya komunikasi atau communication style akan memberikan pengetahuan kepada kita tentang bagaimana perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika mereka melaksanakan tindakan berbagi informasi dan gagasan. Sementara pada pengaruh kekuasaan dalam organisasi, kita akan mengkaji jenis-jenis kekuasaan yang digunakan oleh orang-orang dalam tataran manajemen sewaktu mereka mencoba mempengaruhi kemampuan berkomunikasi dalam organsasi, kita akan diajak untuk memikirkan bagaimana mendefinisikan tujuan kita sehubungan dengan tugas dalam organisasi, bagaimana kita memilih orang yang tepat untuk diajak bekerjasama dan bagaimana kita memilih saluran yang efektif untuk melaksanakan tugas tersebut. Gaya komunikasi (communication style) didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antarpribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu (a specialized set of intexpersonal behaviors that are used in a given situation). Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver). a. The Controlling style Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications. Pihak-pihak yang memakai controlling style of communication ini, lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berharap pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya. Pesan-pesan yag berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha ‘menjual’ gagasan agar dibicarakan bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya. The controlling style of communication ini sering dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demkian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif pula. b. The Equalitarian style Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way traffic of communication). Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian style ini akan memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindakan berbagi informasi (share) di antara para anggota dalam suatu organisasi. c. The Structuring style Gaya komunikasi ini lebih memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut. Stogdill dan Coons dari The Bureau of Business Research of Ohio State University, menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang mereka beri nama Struktur Inisiasi atau Initiating Structure. Stogdill dan Coons menjelaskan mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul. d. The Dynamic style Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen). Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah menstimulasi atau merangsang pekerja ataupun karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut. e. The Relinguishing style Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain. Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya. f. The Withdrawal style Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut. Dalam deskripsi yang kongkrit adalah ketika seseorang mengatakan: “Saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan ini bermakna bahwa ia mencoba melepaskan diri dari tanggung jawab, tetapi juga mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi organisasi. Kesimpulan • Organisasi adalah suatu tempat dimana terdapat kesamaan tujuan untuk mencapainya bersama-sama melalui jenjang kepangkatan dan pembagian tugas dimana manajemen mengordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang. • Komunikasi dalam organisasi adalah juga dapat diartikan sebagai komunikasi di suatu organisasi yang dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Effendy,1989: 214). • Komunikasi memiliki empat fungsi, yaitu fungsi informatif, regulatif, persuasif, dan integratif. • Terdapat 2 proses komunikasi dalam organisasi, yaitu proses komunikasi internal dan proses komunikasi eksternal. • Gambaran umum yang diperoleh dari uraian mengenai gaya komunikasi di atas adalah bahwa the equalitarian style of communication merupakan gaya komunikasi yang ideal. Sementara tiga gaya komunikasi lainnya: structuring, dynamic dan relinguishing dapat digunakan secara strategis untuk menghasilkan efek yang bermanfaat bagi organisasi. Dan dua gaya komunikasi terakhir: controlling dan withdrawal mempunyai kecenderungan menghalangi berlangsungnya interaksi yang bermanfaat Sumber : http://tryisnumberone.blogspot.com/2013/03/peran-komunikasi-dalam-organisasi_29.html

kemajuan atau perkembangan sistem informasi dalam bidang pendidikan

Perkembangan Teknologi Sistem informasi di dunia Pendidikan Dalam kehidupan suatu Negara, Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara dan Bangsa, karena Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya manusia. Seiring dengan perkembangan Teknologi Komputer dan Teknologi Informasi, sekolah-sekolah di Indonesia sudah waktunya mengembangkan Sistem Informasi, agar manajemennya mampu mengikuti perubahan jaman. Mengapa diperlukan penerapan Teknologi Sistem Informasi? Karena untuk menunjang proses pendidikan yang telah menjadi kebutuhan bagi lembaga pendidikan di Indonesia. Apa manfaat dari perkembangan Teknologi Sistem Informasi? Teknologi Sistem Informsi digunakan untuk mengolah data, memproses, mendapatkan, menyusun, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi. . Perkembangan Teknologi Sistem Informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas manajemen pendidikan. Keberhasilan dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas bagi manajemen pendidikan akan ikut menentukan kelangsungan hidup Lembaga Pendidikan itu sendiri. Perkembangan Teknologi Sistem Informasi memperlihatkan bermunculannya berbagai jenis kegiatan yang berbasis teknologi ini. Kehidupan saat ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan teknologi. Apabila kita tidak mempercepat penerapan Teknologi Sistem Informasi lembaga Pendidikan, maka akan memperlambat kelancaran Pendidikan dalam menghadapi persaingan global. Pemanfaatan Teknologi Sistem Informasi juga telah merambah di dunia Pendidikan. Pemanfaatan Teknologi Sistem Informasi diperuntukkan bagi peningkatan kinerja Lembaga Pendidikan atau akademis dalam mengupayakan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia Indonesia dan bermanfaat dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengjar. Guru dan pengurus sekolah tidak lagi disibukkan oleh pekerjaan operasional, yag sesungguhnya dapat digantikan oleh komputer. Dengan demikian dapat memberikan keuntungan dalam efisiesi waktu dan tenaga. Contohnya dalam sistem penjadwalan yang harus dilakukan setiap awal semester. Biasanya kita membutuhkan waktu lama untuk menyusun penjadwalan. Baik penjadwalan mata pelajaran sekolah, pemesanan hari libur masing-masing guru dalam satu minggu masa mengajar. Fungsi dari Teknologi Sistem Informasi adalah untuk menjamin kualitas pendidikan di Indonsia. Pemanfaatan Teknologi Sistem Informasi dalam proses Pendidikan, yaitu dengan sasaran yag secara cermat dipilih, bahan untuk mengajar yang berkualitas, serta metodologi pengaaran yang tepat, mampu mendukung proses pemerataan dan mengurangi kesenjangan antar tiap daerah. Apa saja masalah pemanfaatan teknologi sistem informasi dalam dunia pendidikan? Permasalahannya sangat kompleks dari berbagai hal yang dipersalahkan sebagai pokok penghambat kemajuan teknologi didunia Pendidikan di Indonesia. Namun demikian, kenyataanya masih bayak ditemukan proses mengajar dengan menggunakan sistem konvensional yang masih mengandalkan tatap muka antara guru dengan murid, dosen dengan mahasiswa, pelatih dengan peserta latihan. Sehingga kita memerlukan solusi yang tepat dan cepat dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan pemanfaatan Teknologi Sistem Informasi dengan mutu pendidikan sekarang ini. Siswa, kompontensi guru dan fasilitas pembelajaran merupakan komponen untuk mengembangkan suasana belajar lebih menarik, bangkitnya kreativitas guru maupun siswa untuk lebih mandiri dalam memanfaatkan sarana Teknologi Sistem Informasi. Sistem tatap muka antara dalam pembelajaran saat ini seharusnya sudah ditinggalkan sejak ditemukan multimedia sebagai pemanfaatan Teknologi Sistem Informasi. Adanya perkembangan teknologi system informasi mengakibatkan adanya pertukaran informasi menjadi semakin cepat, efisien dan instant. Sehingga sistem konversional tidak lagi dipergunakan. Penerapan Teknologi Sistem Informasi untuk Pendidikan berkaitan dengan peningkatan kualitas Pendidikan Nasional di Indonesia. Contohnya dalam kondisi wilayah di Indonesia dengan banyak pulau yang terpencar-pencar dan sangat sulit dijangkau wilayahnya. Dengan adaya pemanfaatan Teknologi Sistem Informasi sangat membantu untuk meningkatkan dan meratakan pendidikan di bumi Nusantara ini. Oleh sebab itu Teknologi Sistem Informasi mengandalkan kemempuan pembelajaran jarak jauh yang tidak terpisah oleh ruang, jarak, maupun waktu sehingga semua yang diperlukan akan dapat diselesaikan secara cepat dan dapat diakses kapan saja. Kemudahan tersebut merupakan salah satu manfaat yang didapatkan dari globalisasi yang melibatkan integritasi di bidang Pendidikan. Pemanfaatan Teknologi Sistem Informasi dapat meningkatkan kualitas Pendidikan contohnya digunakan disekolah yaitu koneksi ke internet, laboratorium komputer, Sistem Informasi yang berkaitan dengan kegiatan sekolah sepeti di perpustakaan, data siswa, bahan pelajaran. Apa sajakah yang dilakukan Pemerintah untuk meningatkan teknologi Sistem Informasi di dunia Pendidikan? Usaha yang dilakukan oleh Pemerintah bersifat Konstitusional demi mendapatkan lulusan dari sekolah yang kompetitif dan siap bersaing secara global, misalkan dengan menetapkan angka batas kelulusan UAN dengan nilai sebesar 4,00. Akan tetapi kita tidak menemukan perbaikan mutu Pendidikan melainkan tampak seperti Pemerintah hendak menghambat generasi kita. Untuk itu marilah kita menerapkan pada diri kita dengan meningatkan kualitas sekolah untuk membantu program kerja Pemerintah dalam Teknologi Sistem Informasi dalam dunia Pendidikan. Agar Bangsa kita tidak ketinggalan Teknologi Sistem Informasi. Sumber : http://runbin798.blogspot.com/2013/01/perkembangan-teknologi-sistem-informasi.html