Selasa, 28 Desember 2010

Majas / Gaya Bahasa dalam Bahasa Indonesia

Majas adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Majas dibagi menjadi beberapa macam, yakni majas perulangan, pertentangan, perbandingan dan pertautan. Dalam artikel ini hanya dijelaskan perbandingan dan pertentangan.

1. Gaya bahasa perbandingan

A. Majas Metafora
Majas metafora adalah gabungan dua hal yang berbeda membentuk suatu pengertian yang baru. Contoh : raja siang, kambing hitam, dll.

B. Majas Alegori
Majas alegori adalah cerita yang digunakan sebagai lambang yang digunakan untuk pendidikan. Contoh : anjing dan kucing, kelinci dan kura-kura, dsb

C. Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang membuat banda mati seolah-olah hidup memiliki sifat-sifat manusia. Contoh :
- Kereta api tua itu meraung-raung di tengah kesunyian malam jumat pahing.
- awan menari-nari di angkasa

D. Majas Perumpamaan
Majas perumpamaan adalah suatu perbandingan dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama. Contoh :
- Bagaikan harimau pulang kelaparan
- Seperti manyulam di kain lapuk

E. Majas Antilesis
Majas antilesis adalah gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlawanan. Contoh :
- Semua kebaikan ayahnya dibalas dengan keburukan yang menyakitkan.

2. Gaya Bahasa Pertentangan

A. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah suatu gaya bahasa yang bersifat melebih-lebihkan. Contoh :
- Ibu itu terkejut setengah mati ketika mendengar anaknya tidak lulus ujian nasional.

B. Majas Ironi
Majas ironi adalah gaa bahasa yang bersifat menindir dengan halus. Contoh :
- Pandai sekali kau baru datang ketika rapat mau selesai

C. Majas Litotes
Majas litotes adalah gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu yang baik menjadi bersifat negatif. Contoh :
- Mampirlah ke gubuk saya! (padahal rumahnya besar dan mewah)

KALIMAT AKTIF DAN PASIF

Kalimat aktif adalah Kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan atau melakukan perbuatan.

Ciri-ciri :
1. Subjeknya sebagai pelaku.
Helsa Situmorang membaca buku. (Helsa sebagai pelaku)
2. Predikatnya berawalan me- atau ber-.
3. Predikatnya tergolong kata kerja aus.

Contoh :
1. Adik membaca buku.
2. Tatang bermain bola.
3. Yuli mandi di kolam renang.
4. Wawan telah membeli buku gambar.

Kalimat Pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau dikenai perbuatan.
Ciri-ciri :
1. Subjeknya sebagai penderita.
2. Predikatnya berawalan di-, ter-, atau ,ter-kan.
3. Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh kata
kerja yang kehilangan awalan).

Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :
1. Subjek akan menjadi Objek
2. Predikat berimbuhan me – ~ di-
3. Bila subjeknya berupa kata ganti orang pada kalimat aktif maka predikat pada kalimat aktif tidak menggunakan awalan di-. Kata ganti orang tersebut diletakkan sebelum predikat tanpa imbuhan.



Contoh :
1. Andi membaca novel di kamar. (Kalimat aktif)
S P O K

Novel dibaca Andi di kamar. (kalimat pasif)
S P O K
2. Saya menulis cerita di teras rumah. (aktif)

S P O K (kalimat aktif dengan subyek kata ganti orang )

Cerita saya tulis di teras rumah. (pasif)

S O P K (kalimat pasif kata kerja imbuhan di hilangkan)
Saya sudah membeli buku itu. (aktif)
Buku itu sudah kubeli. (pasif)

sumber : http://bagas.wordpress.com/2007/09/05/kalimat-aktif-dan-pasif/

Jumat, 19 November 2010

Kata-kata baku yg update

Sebuah bahasa memang tidak terlepas dari para pemakai bahasa tersebut. Hal itu tampak pada perkembangan bahasa yang akan terus mengalami berbagai perubahan sesuai dengan perkembangan dan perubahan dalam masyarakat pemakai bahasa tersebut. Bahasa bisa menjadi carut-marut jika masyarakat pemakai bahsa tersebut tidak peduli dengan kaidah-kaidah bahasanya. Sebaliknya, bahasa bisa tetap terjaga kebakuannya jika masyarakat bahasa tersebut tetap memperhatikan kaidah-kaidah baku bahasa tersebut. Bahkan para pemakai bahasa dapat memperkaya kosakata bahasanya.

Perkembangan bahasa Indonesia begitu pesat sehingga hal itu menyebabkan masyarakat pemakai bahasa Indonesia terkadang mengabaikan kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Sebagai contoh, pemakai bahasa Indonesia, seperti wartawan kadang-kadang tidak memedulikan kaidah k, p, t, s dalam menuangkan tulisannya di media-media cetak. Banyak ditemukan ketidakseragaman dalam penulisan setiap kata yang dimulai dengan fonem p baik yang bersuku kata dua maupun tiga jika diberi awalan me(N)- atau meng- (beserta variasi imbuhannya) fonem pertamanya ada yang melebur/luluh (sesuai dengan kaidah bahsa Indonesia) ada juga yang tidak melebur.

contoh :

-memperkosa = memerkosa
-mempesona = memesona
-mempopulerkan = memopulerkan
-mengkomunikasikan = mengomunikasikan
-mempengaruhi = memengaruhi
-mempedulikan = memedulikan
-mensosialkan = menyosialkan
-mempelihara = memelihara
-mensentralisasi = menyentralisasi
-mensetrika = menyetrika

Kata - kata diatas sering kita temui atau kita lihat di media masa seperti koran ,majalah dll.Pdahal dalam hal ini wartawan adalah pengguna bahasa yang baik dan benar,namun apa yang terjadi adalah sebaliknya.

Berdasarkan kenyataan tersebut, tampak jelas bahwa wartawan/pemakai bahsa Indonesia lebih menaati kaidah k, p, t, s untuk setiap kata yang berkuku kata dua dibandingkan dengan bersuku kata tiga atau lebih. Tampaknya kita sulit membuat aturan baru, yakni kaidah k, p, t, s hanya berlaku untuk setiap kata yang bersuku kata dua. Hal itu disebabkan oleh kita sudah terlanjur menggunakan kata-kata tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan tanpa ada standarisasi bahasa Indonesia yang baik dan benar.Akibatnya, hal itu bisa membingungkan masyarakat pemakai bahasa Indonesia.

sumber : http://roseshit.blogspot.com/2010/11/sebuah-bahasa-memang-tidak-terlepas.html

Resensi novel HARRY POTTER

Judul buku : Harry Potter and the Sorcerers Stone

Pengarang : JK. Rowling

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Jumlah halaman : 384 halaman
Harga : Rp44,000,-
Sinopsis : Harry berhasil selamat dari pembunuhan yang akan dilakukan musuh orang tuanya, Lord Voldemort. Padahal umurnya baru 1 tahun.

Harry tinggal di rumah paman dan bibinya di Privet Drive no. 13 selama 11 tahun.Namun slama itu Harry belum pernah diperlakukan layak oleh paman dan bibinya. Mereka punya anak bernama Dudley-yang super duper besar-Dudley pun sama seperti kedua orang tuanya. Hingga suatu hari, kejadian ajaib mendatanginya. Seorang manusia setengah raksasa tiba-tiba mendatanginya dan mengatakan bahwa Harry seorang penyihir. Sontak saja paman dan bibinya kaget bukan main. Bagaimana mungkin rahasia yang mereka jaga selama 11 tahun terungkap begitu saja kalau Harry Potter adalah seorang penyihir. Singkatnya, Harry dibawa dan diperkenalkan dengan sebuah sekolah sihir bernama Hogwarts dan segala komunitas sihir yang selama ini bersembunyi. Dari sini petualangan Harry Potter "Anak yang Bertahan Hidup" dimulai Di tahun pertamanya di Hogwarts, Harry telah banyak dikenal. Ia juga selain berbakat sihir, juga bakat mengendarai sapu terbang sehingga ia dipilih menjadi seorang seeker di sebuah olahraga bernama Quidditch. Selain itu Harry punya 2 orang sahabat, Ronald Weasley dan Hermione Granger. Ron seorang yg konyol dan lucu. Sedangkan Hermione memiliki kecerdasan yang luar biasa. Merekalah yang membantu Harry Potter dalam petualangannya. Harry di akhir tahun ajaran pertamanya, berhasil tahu bahwa ada seseorang yang ingin mencuri "SORCERER STONE", batu bertuah, yang disembunyikan di Hogwarts. Air yang dihasilkan batu itu bisa membuat peminumnya berumur panjang. Itulah yang diincar Voldemort, musuh yang telah membunuh kedua orang tua Harry. Namun, Harry, Ron dan Hermione bisa menggagal rencananya. Harry nyaris saja kehilangan jiwanya ketika tiba-tiba bekas lukanya begitu sakit saat berhadapan dengan Voldemort yang merasuki tubuh Quirrel. Harry nyaris tak tertolong jika saja Dumbledore, kepala sekolahnya, tidak datang disaat yang tepat.


Kelebihan :

- Alur cerita menarik dan berurutan

- Bahasa yang digunakan sederhana dan lugas sehingga pembaca tidak akan merasa bosan

- Penokohan yang unik, tokoh antagonis dan protagonis digambarkan dengan baik dan jelas

- Klimaks dan antiklimaks yang bagus membuat pembaca merasa puas dengan akhir cerita.

- Konflik-konflik cerita yang disajikan mampu membuat pembaca penasaran.

- Diselingi dengan humor-humor dan kejadian-kejadian lucu membuat pembaca tidak mudah bosan dengan alur cerita.

Kekurangan :

-Desain kover yang kurang menarik dan bahan kertas kurang bagus.

- Terlalu banyak tokoh-tokoh sampingan yang muncul membuat pembaca sulit mengingat nama tokoh tersebut.

Kebermanfaatan :

- Bacaan yang menarik bagi pembaca yang menyukai cerita misteri dan imajinasi.

-Memberi amanat agar tidak mudah berburuk sangka pada orang lain.

- Menggambarkan tentang persahabatan manis yang terjalin antara Harry Potter, Ronald Weasley dan Hermione Granger sehingga pembaca diharapkan mampu mencontoh sifat mereka.

sumber : http://my.opera.com/browniescake/blog/show.dml/2452714
dan
http://www.togamas.co.id/yuk-siap-siap-harry-potter-7/

Gejala-gejala B,Indonesia

Fasilitas SMS Melahirkan Gejala Bahasa Baru

Teknologi komunikasi dalam bentuk fasilitas layanan short message service (SMS) pada telepon genggam (HP) memengaruhi juga perkembangan bahasa. Hal itu ditandai dengan munculnya satu gejala bahasa baru berkaitan dengan penulisan pesan yang disampaikan melalui layanan tersebut. Gejala bahasa itu muncul karena bahasa (baca: penulisan pesan) menyesuaikan diri dengan media pengiriman pesan.

Sesuai dengan namanya, telepon genggam menyediakan fasilitas layanan pengiriman pesan dengan kapasitas sedikit yang diekspresikan melalui kalimat pendek. Sebaliknya, pengguna telepon genggam sering ingin menyampaikan pesan yang lebih banyak atau sebenarnya pesan yang akan disampaikan memang harus sebanyak itu. Pesan yang banyak tentu akan diekspresikan dengan kalimat panjang atau bahkan lebih dari satu kalimat.

Teknologi telepon genggam sekarang memang mampu menyediakan halaman untuk SMS dengan jumlah karakter (satu ruang untuk menuliskan huruf, tanda baca, atau spasi) yang lebih besar daripada teknologi telepon genggam jadul (jaman dulu). Meskipun demikian, pihak operator kartu telepon tetap membatasi jumlah karakter untuk setiap pengiriman satu SMS.

Keterbatasan kapasitas karakter dalam setiap pengiriman sebuah SMS itulah pada akhirnya memicu kreativitas para pemakai telepon genggam. Kreativitas ini muncul tentu disebabkan mereka tidak ingin terlalu boros dalam pemakaian pulsa telepon.

Bagaimana bentuk kreativitas dalam penulisan SMS? Bahasannya dapat dilihat di bawah ini.


1. Sistem Penulisan Onomatopis

Kreativitas pengguna telepon genggam dalam penulisan SMS melahirkan satu gejala bahasa unik. Gejala bahasa yang dimaksud berupa penggantian satu atau beberapa suku kata dengan satu huruf atau satu angka karena kesesuaian bunyi. Gejala bahasa ini dapat digolongkan ke dalam onomatope (onomatopoeia).

Definisi onomatope sebagaimana dikatakan Kridalaksana (1993:149) adalah penamaan benda atau perbuatan dengan peniruan bunyi yang diasosiasikan dengan benda atau perbuatan itu, seperti berkokok, mendengkur, suara dengung, aum, binatang tokek, cicak, dan sebagainya. Sementara itu, Sudaryanto (1985:279) mengatakan kata “peniru bunyi” atau tuturan onomatopoeia merupakan satuan lingual*) (baca: satuan bahasa) hasil pemfonikan**) dari satuan situasional***). Penamaan benda atau perbuatan seperti dicontohkan di atas merefleksikan bunyi atau suara yang dikeluarkan oleh binatang, alat, atau suara yang dihasilkan oleh perbuatan tertentu.

Dalam paparan di atas, kata-kata onomatopis terbentuk berdasarkan tiruan bunyi suatu benda atau bunyi yang dihasilkan perbuatan tertentu. Akan tetapi, kata-kata yang digolongkan onomatopis dalam penulisan SMS terbentuk berdasarkan kemiripan bunyi antara satu suku kata atau lebih dengan satu huruf atau angka.

Berikut ini merupakan contoh-contoh kata dan kelompok kata onomatopis yang dimaksud.


a. Bahasa Indonesia

s4 : sempat
t4 : tempat
se7 : setuju


b. Bahasa Inggris

b4 : before ‘sebelum’
u : you ‘kamu’
c u : see you ‘sampai jumpa’
i c : I see ‘saya mengerti’
u 2 : you too ‘kamu juga’
me 2 : me too ‘aku juga’
may b : may be ‘mungkin’


c. Gabungan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris

i2 : itu


d. Pemakaian Simbol

@ : at ‘di’


Contoh-contoh di atas merupakan data yang sejauh ini ditemukan. Tidak tertutup kemungkinan terdapat data-data lain.

Data-data di atas menunjukkan penulisan beberapa kata atau kelompok kata dalam bahasa SMS terdapat penggantian satu suku kata atau lebih dengan satu huruf, angka, atau simbol. Hal itu dapat terjadi karena bagian kata atau kata memiliki kemiripan bunyi dengan huruf atau angka tertentu. Bentuk empat yang merupakan bagian kata sempat, misalnya, memiliki kemiripan bunyi dengan angka 4 sehingga penulisannya dapat disingkat menjadi bentuk kata baru s4. Proses ini terjadi juga dalam penulisan kata tempat (t4) dan setuju (se7). Pada kelompok kata, penggantian seperti itu dapat terjadi pada salah satu kata (me too menjadi me 2) atau seluruh kata (see you menjadi c u). Selain dengan huruf dan angka, simbol, seperti @, juga digunakan untuk mengantikan kata depan at ‘di’.

Berdasarkan data dan paparan di atas, onomatope dalam bahasa SMS tidak bersifat terminologis (pembentukan kata dan istilah). Artinya, tidak ada kata-kata baru yang diciptakan dengan cara onomatope. Akan tetapi, lebih bersifat grafis. Sistem penulisan sebagaimana data-data yang dipaparkan bersifat silabis dan ideografis atau gabungan ortografi dan ideografi. Di pihak lain, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris menerapkan sistem penulisan ortografis atau alfabetis.

Berkaitan dengan sistem penulisan ini, Richard dan Platt & Platt (1997:409) mengatakan sistem penulisan adalah sistem simbol-simbol tulis yang mewakili bunyi-bunyi (fonem), suku kata, atau kata-kata dalam sebuah bahasa. Terdapat tiga macam sistem penulisan, yakni alfabetis (ortografis), silabis, dan ideografis. Menurut mereka (1997:14), ortografi atau penulisan alfabetis adalah sistem penulisan yang terdiri dari huruf-huruf terpisah yang mewakili bunyi-bunyi. Satu huruf mewakili satu bunyi. Kata empat dalam bahasa Indonesia terdiri dari lima bunyi (fonem) yang ditulis dengan huruf (simbol) e, m, p, a, dan t. Sistem penulisan kedua, silabis, adalah sistem penulisan yang setiap simbul mewakili satu suku kata (1997:366). Dalam bahasa SMS hal ini berlaku pada penulisan kata depan at ‘di’ yang terdiri dari satu suku kata dengan simbol @. Terakhir, ideografi adalah sistem penulisan menggunakan simbol-simbol untuk mewakili seluruh kata atau konsep. Bahasa SMS menggunakan ideogram yang berupa satu huruf untuk mewakili seluruh kata karena kemiripan bunyi, seperti huruf c untuk mewakili kata see atau huruf u pada kata you. Dengan demikian, kelompok kata see you dapat ditulis dengan dua huruf c u yang masing-masing mewakili satu kata.

Penuilisan angka, seperti 4 dan 7, dapat digolongkan ke dalam ideografi. Dengan demikian, contoh s4, t4, dan se7 merupakan penggabungan ortografi dengan ideografi dalam bahasa SMS.
Selain itu, meskipun bukan merupakan gejala baru, kreativitas yang paling umum dilakukan adalah dengan menyingkat kata atau membuat akronim. Singkatan dan akronim yang paling sering digunakan adalah singkatan dari deretan kata dalam bahasa Inggris, seperti btw (by the way ‘omong-omong’), otw (on the way ‘di jalan’), asap (as soon as posible ‘sesegera mungkin’), atau GBU (god bless you ‘Tuhan memberkatimu’). Tentu juga digunakan singkatan-singkatan dalam bahasa Indonesia yang bermacam-macam bentuknya bergantung kepada kesepakan sebuah komunitas, misalnya menyingkat kata ganti orang pertama aku atau dengan q atau g(w). Banyak juga orang yang mengganti kata ganti orang pertama ini dengan bahasa Inggris, I, karena lebih singkat. Tidak jarang juga sebuah komunitas menggunakan huruf –x atau –n untuk kata ganti kepunyaan orang ketiga –nya.

Contoh-contoh di atas tentu merupakan sebagian kecil singkatan yang digunakan dalam bahasa SMS. Masing-masing komunitas biasanya disadari atau tidak disadari memiliki kesepakatan untuk menggunakan singkatan saling mengerti apa kata-kata yang diwakili oleh singkatan-singkatan atau akronim-akronim itu. Dengan demikian, bentuk singkatan dan akronim bervariasi. Setidaknya saya pernah menerima SMS dari berbagai pengirim yang di dalamnya terdapat singkatan k, q, g, gw, atau ku untuk mewakili kata ganti orang pertama aku.


2. Campur Kode

Campur kode atau code mixing (kode: dialek, bahasa, atau gaya bahasa) memang bukan gejala baru dalam bahasa bagi masyarakat dwibahasa atau multibahasa. Akan tetapi, bentuk-bentuk kreativitas, seperti yang sudah dipaparkan pada bagian sebelumnya, juga melahirkan gejala yang disebut dengan campur kode ini.

Campur kode, menurut Bonvillain (2003:360-2), adalah sebuah proses linguistik yang menggabungkan materi (unsur-unsur) dari bahasa kedua ke dalam bahasa dasar. Campur kode dapat terjadi melalui proses peminjaman (borrowing). Peminjaman terjadi ketika sebuah item diambil mentah-mentah, sperti apa adanya, dari satu bahasa ke bahasa lain (Hudson, 1983:58). Dalam penulisan SMS, unsur-unsur (kata dan kelompok kata) dari bahasa Inggris sebagai bahasa kedua digabungkan ke dalam kalimat bahasa Indonesia yang sebenarnya melalui proses peminjaman. Akan tetapi, penulisannya dimodivikasi dengan cara sebagaimana dipaparkan dalam bagian sebelumnya.

Hal itu terbukti dengan pemilihan bentuk b4 (before) untuk meggantikan sebelum meskipun kata itu bisa disingkat menjadi sbl atau sblm, misalnya. Bentuk seperti b4 sengaja dipilih dan digunakan bersama-sama dengan kata-kata bahasa Indonesia karena lebih pendek, terdiri dari dua karakter. Demikian pula halnya dengan singkatan btw, otw, asap, dan sebagainya atau pemilihan kata I.


3. Penutup

Bahasa akan berkembang seiring dengan perkembangan budaya masyarakat pemakainya atau pengaruh dari budaya masyarakat lain. Perkembangan teknologi telepon yang merupakan produk budaya masyarakat lain, misalnya, memberi pengaruh kepada perkembangan bahasa Indonesia. Karena fasilitas SMS memberikan ruang terbatas, memicu kreativitas para pengguna telepon genggam untuk menciptakan bentuk-bentuk singkat dalam penulisan pesan yang akan dikirim menggunakan fasilitas itu. Oleh karena itu, muncul satu varian baru dalam bahasa Indonesia, yaitu ragam bahasa Indonesia yang digunakan untuk penulisan pesan melalui fasilitas SMS telepon genggam atau disebut dengan ragam bahasa SMS. Ragam bahasa SMS ini mempunyai karakteristik yang ditandai dengan sistem penulisan onomatopis, pemakaian singkatan dan akronim, serta campur kode, penggunaan kata-kata serta ungkapan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

sumber :http://woruworu.blogspot.com/2009/01/fasilitas-sms-melahirkan-gejala-bahasa.html

B.Indonesia ditengah-tengah perubahan global

Globalisasi digambarkan sebagai sebuah proses menyatunya berbagai negara-bangsa ke dalam sebuah perkampungan dunia. Hubungan antarnegara-bangsa tidak lagi terhalang oleh sekat-sekat geografis. Teknologi komunikasi telah “memanjakan” umat manusia dari berbagai belahan dunia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Dalam situasi demikian, bahasa menjadi piranti “mahapenting” dalam konteks pergaulan global. Hampir bisa dipastikan, bahasa-lah yang menjadi kunci komunikasi untuk membuka sekat-sekat geografis ketika dunia terus bergerak ke dalam pusaran dan arus global.

Persoalannya sekarang, bagaimanakah posisi bahasa Indonesia (BI) di tengah perubahan global? Haruskah BI menutup diri dari pengaruh asing agar unsur-unsur budaya, jatidiri, dan kepribadian bangsa tidak lagi terkontaminasi dan tereduksi oleh kultur asing? Haruskah BI tidak lagi bersikap “ramah” terhadap proses akulturasi budaya antarbangsa ketika fenomena “gegar budaya” dicemaskan akan mengancam dan menggerus nilai-nilai kesejatian diri bangsa?

Sebagai bagian dari masyarakat yang hidup di tengah perkampungan dunia, bangsa kita mustahil akan sanggup menutup diri dari pengaruh asing, termasuk dalam ranah kebahasaan. Bahasa, sepanjang masih dijadikan sebagai media komunikasi, dengan sendirinya akan terus mengalami proses adaptasi budaya. Ia akan terus berproses mengikuti dinamika dan semangat zaman seiring dengan perkembangan peradaban yang memolanya. Ini artinya, BI harus lentur dalam menghadapi perubahan global yang mustahil ditolaknya. Nilai-nilai primordial sempit dengan dalih untuk mempertahankan jatidiri bangsa di tengah gempuran budaya global, dalam konteks demikian, tidak bisa dijadikan sebagai apologi dan pembenaran untuk menolak anasir-anasir bahasa asing. BI justru akan terjebak ke dalam perangkap “keterasingan” di tengah kancah pergaulan dunia apabila BI gagal memosisikan diri sebagai bahasa yang lentur dan adaptif terhadap perubahan.

Proses akulturasi dan asimilasi budaya merupakan proses yang wajar terjadi dalam dinamika komunikasi global. Proses saling memengaruhi dan dipengaruhi akan terus terjadi dalam pergaulan antarbangsa secara simultan dan terus-menerus. Kearifan zaman-lah yang akan menjadi filter utama dalam menilai apakah proses akulturasi budaya itu sesuai dengan ranah kepribadian bangsa atau tidak. Dalam konteks kebahasaan, proses akulturasi dan asimilasi budaya agaknya juga tak bisa ditolak sepenuhnya. BI tak bisa selamanya menutup diri dari pengaruh asing. Fakta justru membuktikan bahwa kosakata BI menjadi amat kaya karena sentuhan pengaruh asing yang secara perlahan-lahan mengalami proses adaptasi, sehingga istilah serapan tak lagi terkesan sebagai sesuatu yang asing.

Seiring dengan peran Indonesia di tengah kancah perubahan global, bahasa Indonesia idealnya makin terbuka, lentur, dan adaptif terhadap istilah-istilah asing. Kalau memang ada padanan yang tepat untuk menggantikan istilah-istilah asing tersebut ada baiknya segera dimasyarakatkan penggunaannya sehingga tidak sampai terjadi padanan kata tersebut justru terkesan lebih asing daripada istilah asing itu sendiri.

Kita pernah memiliki pengalaman “buruk”. Akibat kelambanan dalam memasyarakatkan penggunaan padanan kata terhadap istilah-istilah asing, para penutur justru terasa lebih akrab dengan istilah asing itu sendiri ketimbang padanannya seperti pada contoh berikut.

relative (sering dituturkan sebagai relatif) => nisbi;

consistent (sering dituturkan sebagai konsisten) => panggah;

relevant (sering dituturkan sebagai relefan atau dituliskan sebagai relevan) => penad;

effective (sering dituturkan sebagai efektif) => mangkus;

efficient (sering dituturkan sebagai efisien) => sangkil.

Kalau mau jujur, penutur BI lebih mengenal kata-kata relatif, konsisten, relevan, efektif, atau efisien ketimbang kata nisbi, panggah, penad, mangkus, atau sangkil. Dalam konteks demikian, agar perkembangan BI lebih dinamis di tengah perubahan global diperlukan sikap selektif dalam menjaring kata-kata padanan. Tidak semua kata serapan dari bahasa asing “dipaksakan” dicarikan kata padanan dalam BI kalau pada kenyataannya kata padanan tersebut terasa lebih “asing” dan tidak pernah digunakan dalam peristiwa tutur sehari-hari, baik dalam ragam lisan maupun tulisan. Sikap selektif semacam ini juga amat diperlukan dalam menjalankan amanat UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (pasal 44), khususnya yang berkaitan dengan Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Internasional.

Semoga Bahasa Indonesia (BI) makin berkembang secara dinamis seiring dengan perkembangan peradaban global yang terus menawarkan perubahan-perubahan.

sumber : http://sawali.info/2010/10/19/bahasa-indonesia-di-tengah-perubahan-global/

Minggu, 14 November 2010

Cerita Pendek

Cerpen, akronim dari cerita pendek, merupakan jenis prosa yang baru berkembang pada masa modern. Sebagai bagian dari genre prosa, yang membedakan cerpen dari jenis prosa yang lain, seperti hikayat dan novel, adalah plotnya yang tidak rumit, tokoh yang terbatas, persoalan yang tidak banyak dan bentuk karangannya yang pendek.

Sebuah cerpen memiliki tema, pesan moral dan gaya penulisan tersendiri, sesuai dengan kecenderungan dan kemampuan pengarangnya. Proses penulisan sebuah cerpen cenderung lebih mudah dibanding penulisan sebuah novel, oleh sebab itu genre ini lebih banyak dimanfaatkan oleh para penulis untuk menyampaikan ide dan gagasan mereka kepada khalayak. Sifat cerpen juga sangat elastis dan cepat mengakomodasi persoalan yang sedang berkembang di masyarakat. Dengan posisinya yang seperti itu, cerpen bisa dijadikan gambaran dan cermin sosial mengenai kondisi sosial budaya suatu tempat saat cerpen itu ditulis. Sebagai karya sastra yang pendek, biasanya cerpen yang baik memiliki kata dan kalimat yang tepat, kuat dan enerjik, sehingga pesan dan maksud pengarang akan terasa lebih merasuk di hati para pembaca. Dalam sastra Melayu lama, sebenarnya penulisan model cerpen ini sudah pernah dirintis oleh Haji Ibrahim dari Kesultanan Penyengat, Riau sejak tahun 1865. Namun, saat itu genre ini tidak mendapat tanggapan yang berarti dari kalangan sastrawan apalagi khalayak, sehingga kalah bersaing dengan hikayat, syair dan pantun. Oleh sebab itu, cerpen tidak mengalami perkembangan yang berarti. Barulah ketika memasuki abad ke-20, cerpen mulai mengalami perkembangan yang cukup baik dan terus berkembang semakin pesat dewasa ini.

http://sigodang.blogspot.com/2008/10/pengertian-cerpen-selengkapnya.html

Puisi

Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag, dll). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru
Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'. kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan hukan pada pokok puisi tersebut.
mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.

http://id.wikipedia.org/wiki/Puisi

sinonim dan antonim

Sinonim adalah kata-kata yang memiliki kesamaan arti secara struktural atau leksikal dalam berbagai urutan kata-kata sehingga memiliki daya tukar (substitusi).
Sinonim mutlak: kata-kata yang dapat bertukar tempat dalam konteks kebahasaan apa pun tanpa mengubah makna struktural dan makna leksikal dalam rangkaian kata/frasa/klausa/kalimat. Contoh:
kosmetik = alat kecantikan
laris = laku, larap
leksikografi = perkamusan
kucing = meong
Sinonim semirip: kata-kata yang dapat bertukar tempat dalam konteks kebahasaan tertentu tanpa mengubah makna struktural dan leksikal dalam rangkaian kata/frasa/klausa/kalimat tersebut saja. Contoh:
melatis = menerobos
lahiriah = jasmaniah
Sinonim selingkung: kata-kata yang dapat saling mengganti dalam satu konteks kebahasaan tertentu saja secara struktural dan leksikal. Contoh: lemah = lemas
Relasi makna adalah kata-kata yang secara makna memiliki tautan, termasuk sinonim, antonim, homonim, dan hipernim, tetapi makna dasar kata-kata tersebut tidak dapat dipertukarkan secara sewenang-wenang mengingat adanya kemungkinan terjadinya perubahan makna, atau pergeseran makna. Contoh:
menguntit = mengikuti
berjalan = beroperasi
Antonim adalah kata-kata yang memiliki pertalian makna bertentangan secara penuh atau secara sebagian dalam berbagai urutan kata.
Antonim berpasangan: kata-kata yang secara makna jelas bertentangan karena didasarkan pada makna pasangannya sehingga tidak bisa dipertentangkan tanpa kehadiran makna pasangannya. Jika salah satu unsur dinegatifkan, tidak secara serta-merta memunculkan pasangannya. Contoh:
(ber)-dosa >< suci (tidak (ber)-dosa ≠suci)
istri >< suami (bukan istri ≠ suami)
pembeli >< penjual (bukan pembeli ≠ penjual)
Antonim melengkapi: kata-kata yang secara makna bertentangan, tetapi kehadiran makna salah satu kata bersifat melengkapi kehadiran makna yang lain. Contoh:
pertanyaan >< jawaban
mencari >< menemukan
Antonim berjenjang: kata-kata yang secara makna mengandung pertentangan, tetapi pertentangan makna ini bersifat berjenjang/bertahap/bertingkat. Contoh:
dingin >< hangat >< panas
kaku >< lentur >< elastis
mahal >< wajar >< murah
Kontras adalah kata-kata yang mengandung seluruh atau sebagian makna yang bertentangan secara tajam dan jelas. Jika kata-kata semacam ini dinegatifkan, makna kata yang menjadi penentangnya akan serta-merta muncul. Contoh:
kaya >< melarat; kaya >< miskin. kaya mengandung makna yang bertentangan secara tajam terhadap melarat, tetapi merupakan antonim melengkapi terhadap miskin.
pintar >< tolol; pintar >< bodoh. pintar mengandung makna yang bertentangan secara tajam terhadap tolol, tetapi merupakan antonim melengkapi terhadap bodoh.
melarat – miskin atau tolol – bodoh merupakan sinonim semirip.
Kontras juga dapat dibentuk melalui afiksasi seperti, non-, a-, anti, awa-, nir-, tan-. Contoh:
komunis >< nonkomunis
susila >< asusila
mapanisme >< antimapanisme
berawak >< awaawak
laba >< nirlaba
baku >< tanba

http://ivanlanin.wordpress.com/2010/07/16/sinonim-dan-antonim/

Kamis, 11 November 2010

SAJAK

Kawan

Sekadar renungan kita bersama
Suatu cerita penyakit jiwa
Bukan sakit kat wad gila
Zahir sihat, jiwa merana

Pandanglah teman renungkan bersama
Manusia dinilai dari iman dan amalnya..
Minta petunjuk moga tak dipersia
Selagi pintu taubat masih terbuka
Isikan dada dengan ilmu agama....
Takkan merana dan rasa sengsara...
Kerana pasti kembali padaNya....
Kejauhan remang rembulan,
dedaun mengusik jendela,
mengapa lena tiada menyapaku,
sedang malam bertandang sudah,
dan embun menyiram tanah.
haruman bunga segar mengharum,
di halaman kelawar berlegar,
mengapa bukan aku itu?
marilah malam,
temanilah sepiku,
saujana alamku terbentang
mengapa...........?
tiada yang sudi bertamu ,
halaman ku kosong terbiar,
dan haruskah aku bermusafir diri,
mencari dalam remang malam..........

Kawan

Apa erti kawan ?
Jika tidak suka menolong .
Apa erti kawan ?
Jika asyik bermasam muka .
Apa erti kawan ?
Jika kejujurannya dipertikaikan .
Apa erti kawan ?
Jika tiada rasa sayang .
Apa erti kawan ?
Jika tiada belas kasihan .
Apa erti kawan ?
Jika kebaikan tidak dinilai .
Apa erti kawan ?
Jika diri tiada teman ....
Kawan yang mulia ,
Kawan yang sebenar,
Kawan yang abadi..
ILMU
ialah kawan yang sejati !

Di manakah letaknya
kejujuran,
Apakah sebenarnya erti
pengorbanan,
Antara kuasa, cinta,
nafsu dan keinsanan.

Meskipun pelbagai kesengsaraan
menimpa hidupmu
walaupun kesakitan dan keperitan menjadi
bebanan
tabahkan hatimu
harungi lautan ini
demi matlamat yang kau gapaikan

bumi neraka pernah kau lalui
bagai mimpi ngeri bagimu
bangunlah kawanku..bangun...

sebagai jasad yang berdiri di bumi bertuah ini
bendunglah segala gejala sosial
menjadi yang hebat..walaupun tidak sehebat
mahadzir
agar jasadmu tergolong dalam yang dicucuri
rahmat....

Hidup
Perjuangan abadi
Oleh semua yang bernafas
Yang merasai akan agungnya
Karya ciptaannya

Hidup
Menempuh pelbagai cabaran
Semata untuk mempastikan
Kita pejuang yang berjaya
Menempuh dan mengalami
Ertinya yang sebenar..

Hidup pelbagai
Definisi diberikan
Kepalsuan, kesusahan,
Kerakusan
Dan kebahagiaan
Namun satu yang dicari
Pengalaman yang tidak akan
Kembali..

Hidup
Akhirmu bukan dikubur
Namun bergantung kepada
Perjuanganmu
Nanti akan ditentukannya...


Siapalah Aku

Kalaulah aku..
seekor burung..
akan aku terbang tinggi...
tapi tak mungkin... tak mungkin...
kerana aku adalah aku...
seorang insan yang lemah..

Kalaulah aku..
seekor ikan...
akan aku berenang di lautan dalam...
tapi tak mungkin... tak mungkin...
kerana aku adalah aku...
seorang insan yang lemah...

Kalaulah aku...
sekuntum bunga...
akan aku hiasi dunia seindah yang mungkin...
tapi tak mungkin... tak mungkin...
kerana aku adalah aku...
seorang insan yang lemah...

Kalaulah aku air...
akan aku sirami Kuala Lumpur ini...
yang sedang diCATU air...
tapi tak mungkin.... tak mungkin...
kerana aku adalah aku...
seorang insan yang lemah...

Kalaulah aku...
Kalaulah aku...
Kalaulah aku...

kelakar..kelakar...
kalaulah aku...

Ahh mengarut semua itu...
Yang harus dihadapi ialah realiti bukan
fantasi....

cetusan minda

Di dalam mentari terpercik misteri
lambaian wajah umpama bidadari
kucapai namamu tegak baiduri
didalam lamunan kita menari
mimpi pasti,
datang dan pergi
namun pepohon tetap teguh
walau berbuah ranting rapuh
teguh matlamat jiwa utuh
disimbah racun tidakkan luruh.

Pertemuan semalam, hari ini dan esok

Pertemuan semalam
manisnya bagai madu yang diteguk
segalanya indah
membalut hati resah untuk tenang
lupa pada kisah silam
yang pilunya bukan kepalang

Pertemuan hari ini
terasa madunya kian susut
entah ...
tertahankan ia pada hukum alam
menghakis sirna yang mendatang
kekal pada azali kejadian

Pertemuan hari esok
makin sukar untuk aku meramalkan
mungkin kemanisan itu akan hilang terus
tapi aku pasti
madu itu pasti akan kembali terisi
andai pertemuan dulu
diabadikan sebagai penentu hari ini dan esok.

Kau datang lagi..
Kala aku sendiri
kau datang lagi
menghamparkan duri-duri
menikam batin ini
dengan ganasnya
tiada rasa simpati

Aku tahu
kau telah berjanji
akan mengheretku bersamamu
selagi aku bernyawa
dan terus berjuang
menuju jalan yang telah disuratkan

Kau tak pernah puas
dengki dengan kejayaanku
benci dengan perlakuanku
malah kau campakan aku
agar aku terjatuh seperti dirimu

Usahlah dikau berselindung
aku tahu siapa engkau
dan siapa aku

Insan.............
bila kita mencermin diri,
adalah sebaliknya
seminit dengan mendalam
engkau menatap
engkau tanya satu soalan
kepada insan dicermin
untuk siapakah engkau
sememangnya.................

sukar........
hidup seribu insan
namun pasti ada suratan
pasrah akan menyahut
biarpun pahit namun
tetap akan ditelan
kerana hidup sukar
dimengertikan
ibarat mimpi dalam khayalan.

Seandainya
diri ini bisa berkata-kata ke seluruh dunia
juga adanya suara yang kuat bergema
akan kulontarkan satu kata
biar ia berserakkan di mana-mana
biar ia tertusuk di sanubari
remaja, dewasa, lelaki, wanita...
bahawa dunia ini kian hampir akan hujungnya
dunia ini sudah terlalu tua
dunia ini hanya menunggu masa
untuk binasa
hapuskanlah persengketaan
koyakkan segala kekejaman
lunturkan segala maksiat
segala kejahatan
bersihkan diri dengan air suci
agar ia tidak hitam lagi
seandainya itu yang bisa kulakukan
alangkah damainya diri ini
lantaran hati tidak tertanggung lagi
kesedihan, keperitan
melihat segala titik hitam
yang semakin membesar... terlalu besar
takutnya... jika kita dilaknati
takutnya... jika kita tidak dirahmati
takutnya... jika kita enggan diberkati
aduhai semua
cukuplah membalut diri dengan dosa
kita di akhir zaman kini
pantaskan kaki mencari sinar abadi
untuk kebahagiaan yang menanti
di syurgawi...

Fikirkan

Ya insan
Fikirkan sedalam mungkin apa arah hidupmu
Sematkan kedalam jiwa azam kental yang
jitu
Kerna hidup ini bukan untuk bersuka ria
Tetapi ada tujuan dan matlamat yang telah
tersedia untuk di terpa

Ya insan
Fikirkan apa tujuan hidupmu
Carilah didalam diri
Nescaya kau kan ketemui
Satu rahsia yang tak dapat untuk kau
taksirkan sendiri

Ya insan
Aku pun sedang mancari satu kehidupan
yang abadi
Tak sanggup hidup berkelumang dengan
dosa lagi
Kerna hidup ini tiada dua, tiganya lagi
Sampai ajal roh dan jasad takan bersatu lagi.

Impian ku.

Ingin suatu hari...
ketika bangun daripada tidurku...
embun menyentuh kulit ku di kala subuh...
ketika fajar menjelma...nyanyian burung
kedengaran...
udara nyaman di sekeliling ku...
kehijauan alam jelas di ruang mataku...
menyedapkan hati dan jiwa ku...
ingin suatu hari...
masyarakat sekeliling ku saling tolong
menolong...
'cubit peha kiri peha kanan terasa jua'...
tiada yang susah antara mereka...
'susah senang sama dirasa'...
ingin suatu hari...
semua yang ada pada hari ini...
macam mana hendak ku jelaskan
itulah impian ku....

kenapa mereka tak turut sama merana
kenapa asyik kami yang kena
kenapa masih tiada lagi jawapannya,
Sampai bila kami dapat bertahan
sampai bila kami dapat bersabar
sampai bila kami akan tertekan
sampai bila ... sampai bila...
sampai aku jadi GILA!!!!!

Senja
untuk apa kau memapah aku
untuk lari dari kegelapan
sedangkan kau jua penghuni sebuah lara
panjang
untuk apa kau curahkan keringatmu
pada aku yang pernah kau ukirkan
sebuah pelantar kebencian.

Senja
untuk apa aku kau lukai
jika kau sendiri menyesali
segenap apa yang kau lakukan
senja kau datang jua,
memapah aku yang dahaga
setitis bahagia yang pernah kau janjikan
hanya tinggal sejuta pengharapan
yang kelam.

Wanita....
Kau umpama pelita hidupku
Wanita dari sebutanmu
Mengingatkanku kepada ibu
Ku
Seorang ibu tua
Yg akan ku kenang budi
Sehingga
Ke akhir hayat ku

Wanita
Darimu ku kenal erti
Percintaan
Di mana diriku dan perasaan
Ini di kecewakan oleh
Seseorang

Wanita
Walaupun terdapat celaan
Dan buruk
Terhadapmu tapi bagi tiada
Wanita tiada lah diriku.....

Ayah
Terima kasih di atas segalanya
Kau tidah pernah mengeluh
Malah sentiasa tersenyum
Walau digamit keperitan

Ayah
Kini segala pengorbananmu
Hampir terbalas
Anakmu kini berjaya ke menara gading
Dan percayalah
Akan kujunjung setiap pengorbananmu itu
Yang pasti aku tak pernah lupakanya

Dan kini
Aku begitu merinduimu
Walaupun kita berjauhan
Kerna aku perlu meneruskan perjuangan ini
Demi masa depanku dan harapanmu

Namun percayalah ayah
Anakmu dirantauan ini
Tidak pernah sesekali melupakanmu
Dan percayalah aku begitu menyayangimu.

Manusia yang Untung

Manusia akan jadi terbaik jika beriman
akan tersungkur bagai binatang ternak
andai engkar...
hidup menguji siapa terbaik amalnya
terbaik dunia...terbaik akhirat
dunia adalah kebun bertanam
bekal perjalanan hari akhir
jannah atau an nar

pilihan pada kita
aqal dibekal

ada jasad
ada roh

islam iman amal
jamaah dan keseorangan
susurilah tariq al haq
sirat yang lurus

contoh yang benar dan batil
yang di ni'mati Ilahi
yang di la'nati Ilahi

pilihlah jalan junjungan
jalan para anbia'
para solihin
tabi`in

moga damailah hidup
dunia dan akhirat

Warna Kerinduan

Kitakah yang tertewas
pada warna kerinduan
menatap sepi kelam senja
ketika lambaian mentari merah
mengucap salam perpisahan
nanti esok bertemu kembali
membicara rasa luka
melepaskan benak terpendam
pada lingkaran waktu

Kitakah sang pengutip
serpihan warna cinta
bertaburan dari sebuah epilog
impian semalam
ketanduasan kasih sejati
merentangi gurun perasaan
kemarau tanpa di airi
hujan ketabahan.

Lambang

Bunga...
Lambang kasih insan
Kian layu
Dalam jambangan mekar

Wang...
Lambang kemewahan
Insan rakus
Mengejar duniawi

Pangkat...
Lambang kestabilan
Pengikat nafsu
Dan kekayaan

Cinta...
Lambang perasaan
Diungkap puitis
Jiwa dibelai

Tak Dapat Kulupakan

Tak dapat kulupakan
tak dapat kulupakan
bumi suci zaman remaja
bukit biru tempat bercanda
hijaunya Selat Tebrau
pokok cempedak di pagar limau.

tak dapat kubayangkan
tak dapat kubayangkan
tahun berlari berlumba-lumba
matahari subuh mengejar senja
kelopak bunga cempaka
direstu setanggi setangkai doa

tak dapat kucatatkan
tak dapat kucatatkan
kawan-kawan datang dan pergi
bayangan malam bertambah ngeri
janji hancur dihempas waktu
pintu pun tutup satu persatu

tak dapat kukisahkan
tak dapat kukisahkan
segala janji telah diisi
segala kasih diikat rapi
lorong panjang berlingkar-lingkar
entah bila berjumpa lagi.

Kawan

kawan....
banggakah kamu dengan jet peribadi
sedangkan masih ada orang yang mencari
harta buang sekarung guni...

kawan...
riakkah kamu dengan ujian Allah
tatkala ada insan yang masih gah menoreh getah
lantaran menampung hidup buat sejengkal dua....

kawan...
sombongkah kamu dengan kejayaan
kerna masih ada tulang empat kerat yang meronta
diminta dibasmi kemiskinannya

kawan...
mana peribadi mulia mu
usah kau takut dan usah kau malu
tunjukkan nilai murni mu
atas nama kalimah Allah dan Rasullah
kerna masih ramai lagi yang bermandi perigi
bercahaya pelita, berdapur kayu api....

Firman Allah swt dalam surah al-Naba ayat 18:- "Yaitu hari (yang pada
waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang
berkelompok-kelompok." Adalah diriwayatkan bahawa ayat yang tersebut
diatas pernah ditanyakan oleh Saidina Muaz bin
Jabal, katanya, "Ya Rasulullah, apa maksudnya ayat ini?" Maka
Rasulullah saw menangis sebelum menjawab soalan tersebut
kerana inilah yang selalu dibimbangkan oleh baginda. Lalu baginda
menjawab: "Ya Muaz, umatku kelak apabila bangkit dari
kubur akan menjadi 12 golongan. Sebanyak 11 golongan akan memasuki
neraka dan hanya 1 golongan sahaja yang akan
memasuki syurga. Adapun 11 golongan yang memasuki neraka adalah
seperti berikut:-
1.Mereka yang tidak mempunyai kaki dan tangan. Ini adalah kerana
mereka suka menyakiti hati jiran tetangga.
2.Mereka yang menyerupai babi. Ini adalah balasan bagi orang yang suka
melengah-lengahkan solat lima waktu.
3.Mereka yang perutnya besar sepertiunung dan dipenuhi dengan ular dan
kala. Inilah balasan bagi mereka yang enggan
mengeluarkan zakat.
4.Mereka yang keluar darah dari mulutnya. Inilah balasan mereka yang
berdusta.
5.Mereka yang berbau busuk seluruh badannya. Ini adalah balasan mereka
yang mengaut keuntungan dalam jual beli atas
penipuan.
6.Mereka yang dicincang-cincang pada tengkuk dan bahu. Ini adalah
balasan mereka yang menyaksikan maksiat atau
perbuatan jahat.
7.Mereka yang keluar dengan tidak berlidah dan keluar nanah dan darah
dari mulut. Ini balasan mereka yang tidak mahu
menyaksikan kebenaran.
8.Mereka yang keluar dalam keadaan terbalik iaitu kepala dibawah dan
kakinya keatas. Ini adalah balasan mereka yang
berzina serta mati sebelum bertaubat.
9.Mereka yang berwajah hitam, bermata biru dan perutnya penuh api. Ini
balasan mereka yang memakan harta anak yatim
secara zalim.
10.Mereka yang kulitnya penuh kudis dan penyakit2 lain yang
menjijikan. Ini adalah balasan mereka yang berani melawan
kedua ibu bapanya.
11.Meraka yang buta matanya dan hatinya, giginya seperti tanduk,
bibirnya berjuntai hingga keperut, dari perut dan pehanya
keluar kotoran. Ini adalah balasan mereka minum minuman keras.
Dan satu golongan yang masuk ke syurga ialah:
12.Mereka yang wajahnya bagaikan bulan purnama, berjalan di atas
titian Mustaqim laksana kilat. Ini balasan orang yang
beramal salih dan menjauhi maksiat serta mendirikan solat lima waktu
dan mati dalam keadaan bertaubat."


Kawan

Kawan... apalah yang kau kesalkan
kerna Tuhan kehilangan kawan
kerna kebenaran dihina
jangan kau ragu dalam perjuangan
Kadang-kadang kawan jadi lawan
kadang-kadang lawan jadi kawan
apalah disedihkan hati
para pejuang selalu kekurangan
Jangan sedih selalu tersisih
bukan kau saja ditimpa malang
lihatlah para Rasul mulia
lebih tersiksa dan menderita
Tetapi mereka merasai ramai
walaupun keseorangan
mereka memadai dengan Tuhannya
itulah kebahagiaan di waktu sempit seorang diri
kawan apalah disedihkan hati...
Mereka bahagia dalam derita
Mereka kaya di dalam papa...


Muslimah Harapan

Persismu permata berlian menjadi rebutan pejuang
keutuhan yang tersimpan di balik tabir yang tenang
Keayuan yang terpancar disinar cahaya iman
itulah muslimah harapan muslimah harapan... harapan
Gerak langkahnya yang sopan disulam zikir di ingatan
keyakinan yang mendalam menjadi tangan perjuangan
Jasad hayatnya diserahkan untuk sebuah perjuangan
itulah muslimah haraapan
Muslimah puteri harapan
dikaulah harapan membela Islam yang mulia
muslimah puteri harapan dikaulah cahaya
menjadi lambang Islam yang gemilang...
Puteri harapan serikandi Islam
tetaplah kau dalam perjuangan
menjadi sayap kiri di medan
meneguhkan benteng pertahanan Islam
Gamitan leka duniawi tersungkur jauh di hatimu
kau sematkan kecintaan yang mendalam
terhadap Tuhanmu...jaga untuk suami tersayang
kau didik generasi mendatang
untuk agama tercinta.....

TEGUH


Kau agungkan kepintaran mereka

Yang tenggelam dalam benak serakah

Kau tak sedar.......

Runtuh agamamu adalah sorakkan bagi mereka

Bagai lalang tunduk mengikut paluan angin

Turut engkau racuni jiwa masyarakatmu


Mereka tertawa melihat kamu

Memasang duri didalam diri

Ilmu kau jadikan seteru

Amalan kau jadikan tarian


Pulanglah ke pangkal jalan

Tanamkan Keimanan

Kembalilah kepada Al-Quran


Perang halus pasti ditempuh

Kenali helah musuh

Mereka pasti jatuh....

Mereka pasti jatuh....
Maksud hadis, "Menuntut ilmu adalah satu kewajipan
bagi muslim lelaki dan wanita."

Untuk ke depan, elok sesekali kita imbas ke
belakang. Lihat pada apa yang telah kita tinggalkan.
Kita tidak akan menempuhnya lagi. Kita kini
bergerak ke depan, untuk menyahut seruan
kejayaan.

Gelombang kehidupan itu kadang-kala kecil,
kadang-kala besar. Kita akan ditimang gelombang
pada sepanjang kehidupan kita. Oleh itu, janganlah
kita takut dan bimbang kerana kita akan timbul
selagi kita berpegang kepada agama Allah.

Dalam menggarap kejayaan, kita seharusnya tidak
cepat berputus asa. Bayi yang baru belajar berjalan
biasanya kerap terjatuh. Tetapi ia akan berusaha
untuk bangun dan berjalan kembali. Orang dewasa
yang ingin memajukan dirinya perlu mempunyai jiwa
seorang bayi. Jangan sesekali berputus asa dalam
mengejar impian.

Mungkin kita tidak ingat betapa gembiranya ibu bapa
kita atas kejayaan-kejayaan kita yang lampau.
Lantaran itu, kembalikanlah semangat yang
berkobar-kobar itu kerana kita tentu tidak sanggup
menyerahkan kegagalan kita terhadap ibu bapa kita
yang telah banyak berkorban buat kita.

Sesungguhnya, kesempurnaan manusia ada tiga
perkara, ilmu pengetahuan, pengalaman dan
pemerhatian iaitu belajar pada alam.

Dari sehari ke sehari, kita melangkah dengan
semakin gah memijak bumi. Dari sehari ke sehari
jualah kedua-dua ibu bapa kita semakin meningkat
usia dan terlalu banyak pengorbanan yang telah
dilakukan oleh mereka yang pastinya tidak terbalas
oleh kita. Hargailah kehadiran mereka di sekeliling
kita sementara mereka masih ada kerana masa itu
tidak pernah menanti kita.

Nasihat Lukmanul Hakim terhadap anaknya, "Wahai
anakku, bergaullah dengan golongan berilmu dan
rapatkanlah kedua lututmu, kerana sesungguhnya
Allah menghidupkan hati yang mati dengan cahaya
hikmah, sebagaimana Allah menghidupkan tanah
yang mati dengan hujan lebat. "

Wawasan Muslimah

Tidak pernahkan ada impian terlukis indah mewarnai hidupmu
menjadi muslimah kebanggaan menjadi penggerak dalam perjuangan
sedangkan Fatimah berbahgia di syurga kau generasi bakal menggoncang
dunia
yakinilah...

Apakah kau masih diulit mimpi menjauhkan diri dari titah Ilahi
menjadi serikandi harapan pertiwi menjadi penyeri nirwana duniawi
tanpa sumbanganmu ummah membeku
untukmu muslimah kami hamparkan hirisan doa...

Demi cinta demi cita-cita
kau pikul amanah suci
tabahkan hatimu curahkan baktimu natijahnya nanti kau miliki
di taman abadi indah berseri kan temui...

Muslimah harapan punyai wawasan muslimah sejati pekertinya tinggi
gandingan bersama kami pohonkan didik generasi yang diidamkan
hadapilah...

Muslimah harapan punyai wawasan muslimah sejati pekertinya tinggi
di antara bintang kau bagai kejora menerangi malam menyimbah ke bumi

Untukmu muslimah inilah seruan kau pikul amanah suci
tekadkanlah hati demi cita-cita
kau pikul amanah suci

Suburnya Kasih sejati

Puisi Untuk Para Pejuang

Di sini
menusia menguruskan diri sendiri
mencari bekal masing-masing dari daerah kelahiran
dan dengan langkah berani mengharung
lautan gelombang di sini
yang sesekali ganas namun tidak kejam

Hidup di sini memang payah
terpaksa menempuh duri susah
melawan rasa kantuk
berlarian antara dewan kuliah
dan khutub khanah
sesekali langkah rasa ingin berhenti
namun mutiara masih belum lagi erat tergenggam di jari
selagi itu, roh dan semangat perlu terus diisi

Kekadang sulit sebenarnya
melawan rasa rindu
menentang rasa sendu
bila sesekali
desa kelahiran memanggil-manggil
untuk pulang
atau suara emak lembut gemersik
menyata rindu yang berputik

Aduhai para pejuang
langkah masih terlalu amat pangjang
kutiplah semangat di sepanjang titian
agar nanti mutiara bercahaya memancarkan seri
bayaran untuk susah dan duri
sepanjang di sini.

Rahsia sujud pada perkembangan otak manusia

JERTEH - Persatuan Islam Kebangsaan Malaysia (MICNA)
Jordan mengenal pasti sesiapa yang tidak menunaikan sembahyang maka
otaknya tidak dapat menerima darah secukupnya untuk berfungsi secara
sempurna.

Jurucakap MICNA Jordan berkata, ini bererti darah tidak
akan memasuki urat saraf di dalam otak manusia melainkan ketika
seseorang itu sujud ketika bersembahyang.

"Ini diakui sendiri oleh seorang doktor neurologi di
Amerika Syarikat yang telah memeluk Islam
kerana beberapa keajaiban di dalam penyelidikannya itu. Doktor
tersebut mendapati dalam kajiannya urat pada saraf manusia memerlukan
darah untuk beberapa sukatan tertentu sahaja.

"Ini bermaksud darah akan memasuki bahagian urat tersebut
mengikut kadar sembahyang waktu yang diwajibkan oleh Islam," katanya
dalam kenyataan pada Majalah Buletin Bulanan MICNA Jordan di sini,
hari ini.

Beliau berkata, doktor tersebut tertarik untuk memeluk
Islam semasa membuat kajian saraf yang
dilakukan, iaitu terdapat beberapa urat saraf di dalam otak manusia
tidak dimasuk darah.

"Pada hal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang
secukupnya untuk berfungsi secara lebih normal," katanya.

Menurutnya, doktor tersebut amat kagum dengan penemuan
tersebut sehingga ia tidak dapat
diterima oleh akal fikiran.

"Kini doktor tersebut memeluk Islam dan dengan itu beliau
telah membuka sebuah klinik yang
bertemakan "Perubatan melalui- Al-Quran". Kini beliau membuat
ubat-ubatan berdasarkan kajian melalui al-Quran dan Hadis Nabawi.

"Di antara kaedah yang digunakan termasuklah berpuasa,
madu lebah, biji hitam (black Seed) dan sebagainya," jelasnya.

Beliau berkata, manusia yang tidak bersembahyang apatah
lagi yang bukan Islam, walaupun akal mereka berfungsi secara normal
tetapi sebenarnya mereka akan hilang pertimbangan apabila membuat
keputusan secara normal.

"Justeru itu, tidak hairan ada di antara manusia
kadang-kadang tidak segan silu untuk melakukan
perkara bertentangan dengan fitrah kejadiannya walaupun akal mereka
mengetahui perkara yang akan dilakukan adalah salah.

"Ini kerana otak mereka tidak boleh mempertimbangkannya
secara lebih normal." tambahnya.

Wartawan - Shahputra

sumber : http://skdarau.tripod.com/sajak.html

Selasa, 09 November 2010

asal usul Bahasa Indonesia

Asal usul bahasa Indonesia
BAHASA adalah yang paling baik dalam menunjukkan identitas kultural suatu bangsa.Dengan kata lain bahasa menunjukkan bangsa. Itu sebabnya penting bagi bangsa Melanesia melestarikan sekitar 250 bahasa etnisnya dari arus besar dominasi ‘bahasa Indonesia’. Sejauh mana dominasi itu? Apa dampaknya? Bagaimana proses historisnya? Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, penting sebagai upaya melestarikan identitas bangsa Melanesia, yang selama ini ‘lebur’ dalam “NKRI” dan dalam banyak hal justru mengalami Jawanisasi. Ini kontradiktif dengan gagasan Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Dewasa ini, bangsa Melanesia menggunakan bahasa Indonesia, sebagaimana bahasa ini adalah “bahasa pemersatu”, yang mendapat tempat utama dalam media komunikasi formal, baik sebagai bahasa teks maupun lisan, disekolah, perkantoran dan tentu saja pada media cetak dan elektronik.
Memang ada sisi baiknya, bahwa ‘bahasa Indonesia’ memainkan peran penting sebagai “jembatan” komunikasi menerobos diversitas linguistik yang berbeda satu sama lain (termasuk di Papua), dan memungkinkan para penuturnya menjangkau dunia pendidikan modern. Namun mesti disadari pula akan sisi buruknya, terutama bahwa ‘bahasa Indonesia’ menjadi dominan sehingga bahasa-bahasa lain keumgkinan akan tersisihkan. Entah bahasa Batak, Jawa, Bali dan termasuk 250 bahasa etnis Melanesia di tanah Papua. Padahal Bahasa Indonesia baru digunakan secara serius sejak 1950 di Papua oleh para pendakwah dan pejabat kolonial dalam rangka ‘menyatukan’ wilayah Papua dengan wilayah Hindia Belanda lainnya. Hal ini seiring dengan kebijakan diskriminasi kolonial Belanda yang hanya memperbolehkan bahasa Belanda diajarkan pada garis keturunan tertentu saja.
Apabila menenggok lebih jauh ke masa sebelumnya, maka bangsa Melanesia sebenarnya belum cukup dikenal para nasionalis Indonesia, selain sebagai koloni Belanda yang dalam banyak hal tidak terlibat langsung dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Diluar itu, wilayah ini cukup terisolir dari koloni Belanda di sebelah barat, kecuali wilayah pesisir utara yang menjalin hubungan dagang tradisional dengan Maluku. Selebihnya hanya bayang-bayang penjara besar - Boven Digul, di tengah sebagian besar masyarakat yang masih hidup di zaman batu (Benedict Andersson: 2002)
Ini berarti bangsa Melanesia, tidak terlibat dalam beberapa proses sejarah penting, terkait dengan penggunaan bahasa Indonesia. Pertama, saat bahasa Indonesia dipermaklumkan sebagai bahasa persatuan pada Sumpah Pemuda 1928, tidak ada yang mewakili bangsa Papua dalam peristiwa tersebut, kedua, saat bahasa Indonesia dianjurkan semasa pendudukan Jepang untuk menggusur bahasa Belanda, hal itu tidak terjadi di Papua, apalagi karena pertimbangan militer dan kondisi sosial politik waktu itu, Jepang membagi Hindia Belanda menjadi tiga wilayah koloni terpisah, dan Papua berada dibawah Angkatan Laut yang berpusat di Makasar, ketiga, saat bahasa Indonesia dipergunakan sebagai wahana perlawanan menyerang kolonialisme yang dipuncaki proklamasi kemerdekaan RI 1945, justru bangsa Papua belum ‘mengenal’ NKRI.
Dari tiga fakta ini, bisa dibilang bahasa Indonesia adalah produk historis yang dalam prosesnya tidak sepenuhnya melibatkan bangsa Melanesia. Barulah pada tahun 1963 ketika Orde Lama mencanangkan operasi Trikora, dan disusul pelaksanaan Pepera semasa Orde Baru tahun 1969 bahasa Indonesia mulai dijadikan ‘bahasa resmi’ di Papua.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36. Ia juga merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia sebagaimana disiratkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Meski demikian, ia hanya sebagian kecil dari penduduk Indonesia yang benar-benar menggunakannya sebagai bahasa ibu karena dalam percakapan sehari-hari yang tidak resmi masyarakat Indonesia lebih suka menggunakan bahasa daerahnya masing-masing sebagai bahasa ibu seperti bahasa Melayu pasar, bahasa Jawa, bahasa Sunda, dll. Untuk sebagian besar lainnya bahasa Indonesia adalah bahasa kedua dan untuk taraf resmi bahasa Indonesia adalah bahasa pertama. Bahasa Indonesia ialah sebuah dialek bahasa Melayu yang menjadi bahasa resmi Republik Indonesia Kata "Indonesia" berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu Indos yang berarti "India" dan nesos yang berarti "pulau". Jadi kata Indonesia berarti kepulauan India, atau kepulauan yang berada di wilayah India
Bahasa Indonesia diresmikan pada kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945. Bahasa Indonesia merupakan bahasa dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing. Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu yang pokoknya dari bahasa Melayu Riau sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di Solo, Jawa Tengah, "jang dinamakan 'Bahasa Indonesia' jaitoe bahasa Melajoe jang soenggoehpoen pokoknja berasal dari 'Melajoe Riaoe', akan tetapi jang soedah ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh Indonesia; pembaharoean bahasa Melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe haroes dilakoekan oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam kebangsaan Indonesia". atau sebagaimana diungkapkan dalam Kongres Bahasa Indonesia II 1954 di Medan, Sumatra Utara, "...bahwa asal bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju. Dasar bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju jang disesuaikan dengan pertumbuhannja dalam masjarakat Indonesia".
Secara sejarah, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari bahasa Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama atau mirip dengan dialek-dialek temporal terdahulu seperti bahasa Melayu Klasik dan bahasa Melayu Kuno. Secara sosiologis, bolehlah kita katakan bahwa bahasa Indonesia baru dianggap "lahir" atau diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya.
Fonologi dan tata bahasa dari bahasa Indonesia cukuplah mudah. Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai penghantar pendidikan di perguruan-perguruan di Indonesia.
Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Biasanya masih digunakan bahasa daerah (yang jumlahnya bisa sampai sebanyak 360).
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana, pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia pascakemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih Bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari Bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.
Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan Negara Republik Indonesia atas beberapa pertimbangan sebagai berikut:
Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa atau puak lain di Republik Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan puak (golongan) mayoritas di Republik Indonesia.
Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau. Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang dipergunakan untuk orang yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat. Bila pengguna kurang memahami budaya Jawa, ia dapat menimbulkan kesan negatif yang lebih besar.
Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan Bahasa Melayu Pontianak, atau Banjarmasin, atau Samarinda, atau Maluku, atau Jakarta (Betawi), ataupun Kutai, dengan pertimbangan pertama suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhirpun lari ke Riau selepas Malaka direbut oleh Portugis. Kedua, ia sebagai lingua franca, Bahasa Melayu Riau yang paling sedikit terkena pengaruh misalnya dari bahasa Tionghoa Hokkien, Tio Ciu, Ke, ataupun dari bahasa lainnya.
Pengguna bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Pada tahun 1945, pengguna bahasa Melayu selain Republik Indonesia masih dijajah Inggris. Malaysia, Brunei, dan Singapura masih dijajah Inggris. Pada saat itu, dengan menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, diharapkan di negara-negara kawasan seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura bisa ditumbuhkan semangat patriotik dan nasionalisme negara-negara jiran di Asia Tenggara.
Dengan memilih Bahasa Melayu Riau, para pejuang kemerdekaan bersatu lagi seperti pada masa Islam berkembang di Indonesia, namun kali ini dengan tujuan persatuan dan kebangsaan.Bahasa Indonesia yang sudah dipilih ini kemudian distandardisasi (dibakukan) lagi dengan nahu (tata bahasa), dan kamus baku juga diciptakan. Hal ini sudah dilakukan pada zaman Penjajahan Jepang.
sumber : http://indonesialanguage.blogspot.com/2008/02/asal-usul-bahasa-indonesia.html

Minggu, 31 Oktober 2010

perubahan kata2 baku yang terbaru yang digunakan dalam penulisan dan percakapan

Perubahan Kata-Kata Baku Yang Terbaru Yang Sering Digunakan Dalam Penulisan & Percakapan
Menurut sejarahnya, setelah Proklamasi Kemerdekaan, Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi di Negara kita, bahasa Indonesia adalah bahasa yang mengikuti aturan yang baku, Bahasa Indonesia yang baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok ajuan, yang dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Ragam bahasa baku bahasa Indonesia memang sulit untuk dijalankan atau yang digunakan karena untuk memahaminya dibutuhkan daya nalar yang tinggi. Dengan menggunakan ragam bahasa baku, seseorang akan menaikkan prestisenya. Saat kita mempergunakan bahasa Indonesia perlu diperhatikan kesempatannya. Misalnya kapan kita mempunyai ragam bahasa baku yang ingin dipakai apabila pada situasi resmi atau ilmiah

Singkatnya Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara, tempat pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam Bahasa Indonesia (seperti: sesuai dengan kaidah ejaan, pungtuasi, istilah, dan tata bahasa

Kata yang dipakai dalam Bahasa Indonesia adalah kata yang tepat dan serasi serta baku. Kata yang tepat dan serasi merupakan kata yang sesuai dengan gagasan atau maksud penutur atau sesuai dengan arti sesungguhnya dan sesuai dengan situasi pembicaraan (sepert: sesuai dengan lawan bicara, topik pembicaraan, ragam pembicaraan, dsb.). Kata yang baku merupakan kata yang sesuai dengan ejaan (yakni: EYD

Namun dalam prakteknya sering terjadi perubahan dan penyimpangan dari aturan yang baku tersebut. Kata-kata yang menyimpang disebut kata non baku, kata non baku dapat dengan mudah ditemukan di percakapan sehari-hari antara sesama teman, keluarga, pasar atau biasanya percakapan antara orang yang kedudukannya sejajar. Tapi tidak jarang kata non baku ditemukan di tempat yang salah yaitu di situasi yang diwajibkan menggunakan kata baku, seperti di dalam penulisan ilmiah, pidato formal, dll. Hal ini terjadi salah satu penyebabnya adalah faktor lingkungan. Faktor ini mengakibabkan daerah yang satu berdialek berbeda dengan dialek didaerah yang lain, walaupun bahasa yang digunakannya tetap bahasa Indonesia.

Berikut adalah contoh antara kalimat Non Baku yang sering salah digunakan di dalam penulisan :

Non Baku :
1. Kami menghaturkan terima kasih atas kehadirannya.
2. Sebelum mengarang terlebih dahulu tentukanlah tema karangan.
3. Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A melawan Regu B
4. Kita perlu pemikiran-pemikiran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pengembangan kota.
5. Semua peserta daripada pertemuan itu sudah pada hadir.

Baku :
1. Kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran Saudara.
2. Sebelum mengarang, tentukanlah tema karangan
3. Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A dan Regu B.
4. Kita memerlukan pemikiran untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pengembangan kota
5. Semua peserta pertemuan itu sudah hadir

Sedangkan yang berikut ini adalah kalimat Non Baku yang sering digunakan di dalam percakapan :

Non Baku :
1. Ini hari tuh hari Senen
2. Pengendara motor dilarang lewat jalan ini kecuali yang pakai helm
3. Bilang dahulu dong sama saya punya bini.
4. Memang kebangetan itu anak belum mandi sudah makan
5. Jalannya lempeng aja

Baku :
1. Hari ini adalah hari Senin
2. Pengendara motor dilarang melewati jalan ini, kecuali mereka yang memakai helm
3. Bicarakan dahulu dengan istri saya
4. Memang keterlaluan anak itu belum mandi sudah makan
5. Jalannya lurus saja

Untuk mengurangi penggunaan kata non baku di tempat dan situasi yang salah, ada beberapa ciri yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan kebakuan kalimat, antara lain adalah :
1. Pelesapan imbuhan, misalnya “Kita harus hati-hati dalam menentukan sample penelitian ini” (seharusnya “berhati-hati”).
2. Pemborosan kata yang menyebabkan kerancuan atau bahkan kesalahan struktur kalimat, misalnya “Dalam rapat pimpinan kemarin memutuskan susunan pengurus baru” (kata dalam dapat dibuang).
3. Penggunaan kata yang tidak baku, termasuk penggunaan kosakata bahasa daerah yang belum dibakukan. Contoh, “Percobaan yang dilakukan cuma menemukan sedikit temuan” (Cuma diganti hanya).
4. Penggunaan kata hubung yang tidak tepat, termasuk konjungsi ganda, misalnya ”Meskipun beberapa ruang sedang diperbaiki, tetapi kegiatan sekolah berjalan terus.” (konjungsi tetapi sebaiknya dihilangkan karena sudah ada konjungsi meskipun).
5. Kesalahan ejaan, termasuk penggunaan tanda baca.
6. Pelesapan salah satu unsur kalimat, misalnya ”Setelah dibahas secara mendalam, peserta rapat menerima usul tersebut” (subjek anak kalimat ‘usul tersebut’ tidak boleh dilesapkan).


Sumber : http://arihputra.blogspot.com/2010/10/perubahan-kata-kata-baku-yang-terbaru.html

Selasa, 05 Oktober 2010

Cerita Rakyat dari DKI.JAKARTA

DKI
Jakarta
Si Pitung
Si Pitung adalah seorang pemuda yang soleh dari Rawa Belong. Ia rajin belajar mengaji pada Haji Naipin. Selesai belajar mengaji ia pun dilatih silat. Setelah bertahun- tahun kemampuannya menguasai ilmu agama dan bela diri makin meningkat.
Pada waktu itu Belanda sedang menjajah Indonesia. Si Pitung merasa iba menyaksikan penderitaan yang dialami oleh rakyat kecil. Sementara itu, kumpeni (sebutan untuk Belanda), sekelompok Tauke dan para Tuan tanah hidup bergelimang kemewahan. Rumah dan ladang mereka dijaga oleh para centeng yang galak.
Dengan dibantu oleh teman-temannya si Rais dan Jii, Si Pitung mulai merencanakan perampokan terhadap rumah Tauke dan Tuan tanah kaya. Hasil rampokannya dibagi-bagikan pada rakyat miskin. Di depan rumah keluarga yang kelaparan diletakkannya sepikul beras. Keluarga yang dibelit hutang rentenir diberikannya santunan. Dan anak yatim piatu dikiriminya bingkisan baju dan hadiah lainnya.
Kesuksesan si Pitung dan kawan-kawannya dikarenakan dua hal. Pertama, ia memiliki ilmu silat yang tinggi serta dikhabarkan tubuhnya kebal akan peluru. Kedua, orang-orang tidak mau menceritakan dimana si Pitung kini berada. Namun demikian orang kaya korban perampokan Si Pitung bersama kumpeni selalu berusaha membujuk orang-orang untuk membuka mulut.
Kumpeni juga menggunakan kekerasan untuk memaksa penduduk memberi keterangan. Pada suatu hari, kumpeni dan tuan-tuan tanah kaya berhasil mendapat informasi tentang keluarga si Pitung. Maka merekapun menyandera kedua orang tuanya dan si Haji Naipin. Dengan siksaan yang berat akhirnya mereka mendapatkan informasi tentang dimana Si Pitung berada dan rahasia kekebalan tubuhnya.
Berbekal semua informasi itu, polisi kumpeni pun menyergap Si Pitung. Tentu saja Si Pitung dan kawan-kawannya melawan. Namun malangnya, informasi tentang rahasia kekebalan tubuh Si Pitung sudah terbuka. Ia dilempari telur-telur busuk dan ditembak. Ia pun tewas seketika.Meskipun demikian untuk Jakarta, Si Pitung tetap dianggap sebagai pembela rakyat kecil.
http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/budaya_bangsa/Cerita_Rakyat/default.htm

Ejaan Yang Dibenarkan

Ejaan Yang Disempurnakan

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Hussien Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan Latin (Rumi dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) bagi bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Di Malaysia ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB).
Selanjutnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarluaskan buku panduan pemakaian berjudul "Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan".
Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan buku "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah".
Perbedaan-perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya adalah:

• 'tj' menjadi 'c' : tjutji → cuci
• 'dj' menjadi 'j' : djarak → jarak
• 'oe' menjadi 'u' : oemoem -> umum
• 'j' menjadi 'y' : sajang → sayang
• 'nj' menjadi 'ny' : njamuk → nyamuk
• 'sj' menjadi 'sy' : sjarat → syarat
• 'ch' menjadi 'kh' : achir → akhir
• awalan 'di-' dan kata depan 'di' dibedakan penulisannya. Kata depan 'di'
pada contoh "di rumah", "di sawah", penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara 'di-' pada dibeli, dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Yang_Disempurnakan

pantun

Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).
Peran pantun
Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.
Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata.
Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.
Struktur pantun
Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan.
Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi kadang-kadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh dalam pantun di bawah ini:


Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh

Beberapa sarjana Eropa berusaha mencari aturan dalam pantun maupun puisi lama lainnya. Misalnya satu larik pantun biasanya terdiri atas 4-6 kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan ini tak selalu berlaku.
Macam-macam pantun

Pantun adat

Menanam kelapa di pulau Bukum
Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah

Pantun agama

Banyak bulan perkara bulan
Tidak semulia bulan puasa
Banyak tuhan perkara tuhan
Tidak semulia Allah Yang Esa

Pantun budi

Bunga cina diatas batu
Daunnya lepas kedalam ruang
Adat budaya tidak berlaku
Sebabnya emas budi terbuang

Pantun jagoan
Adakah perisai bertali rambut
Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kamipun muda lagi perkasa

Pantun kias

Ayam sabung jangan dipaut
Jika ditambat kalah laganya
Asam digunung ikan dilaut
Dalam belanga bertemu juga

Pantun nasihat

Jalan-jalan ke kota Blitar
Jangan lupa beli sukun
Kalau kamu ingin pintar
Harus belajar yang tekun

Pantun Percintaan

Coba-coba menanam mumbang
Moga-moga tumbuh kelapa
Coba-coba bertanam sayang
Moga-moga menjadi cinta

Pantun peribahasa

Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

Pantun teka-teki

Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk di hidung

pantun teka-teki

Tugal padi jangan bertangguh
Kunyit kebun siapa galinya
Kalau tuan cerdik sungguh
Langit tergantung mana talinya
http://id.wikipedia.org/wiki/Pantun

Minggu, 03 Oktober 2010

Kalimat Verbal dan Nominal

Kalimat Verbal dan Nominal
1. Kalimat verbal. yaitu kalimat yang predikatnya kata kerja.
Contoh:
• Adik tidur.
• Dia tidak melamun, tetapi berpikir,
2. Kalimat nominal, yaitu Kalimat yang predikatnya bukan kata kerja.
• Nartosabdo dalang.
• Mereka murid-murid kebanggaan.
• Pelajar di sekolah ini hampir semuanya rajin dan disiplin

Polisemi dan Homoni
Polisemi adalah : Satu kata yang mempunyai makna lebih dari satu.
Contoh :
a. Saya masih punya hubungan darah dengan keluarga Bu Rani.
b. Tubuhnya berlumuran darah setelah kepalanya terbentur tiang listrik.
Perhatikan kata darah pada kalimat a berarti keluarga (makna konotasi), sedangkan darah pada kalimat b berarti zat merah dalam tubuh kita(Makna denotasi).
Homonim adalah : Dua kata yang bentuk penulisan dan pengucapanya sama tetapi
artinyaberbeda.
Contoh:
a. Saya sudah bisa menyetir mobil. (bisa berarti dapat dan bermakna denotasi)
b. Tetanggaku terkena bisa ular yang mematikan.(artinya racun makna denotasi)

http://bagas.wordpress.com/2007/10/25/kalimat-verbal-dan-nominal/